Pengantar Manajemen Umum

Peranan Manajemen Dalam Kehidupan Nyata

Setiap orang dalam kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan organisasi. Dari interaksi tersebut setiap orang secara tidak langsung telah melakukan fungsi-fungsi dari manajemen, misalnya bagaimana seorang kepala sekolah dan guru disekolah menjalankan fungsinya memberikan sarana belajar yang memadai, melaksanakan pembelajaran yang efisien dan efektif kepada murid-muridnya, sebaliknya murid bagaimana mengelola dirinya menerima pelajaran, mengelola tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya dan sebagainya, masing-masing mengatur, mengurus atau mengelola dirinya untuk tujuan yang ingin dicapai. Demikian juga halnya dengan organisasi terbentuk karena adanya tujuan yang ingin dicapainya, agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik harus dilakukan pengelolaan organisasi dengan baik pula sehingga siapapun yang terlibat sedikit banyak harus mengetahui proses-proses manajemen yang digunakan dalam organisasi.

Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen memiliki kerangka ilmu yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah, konsep, prinsip yang dapat digunakan secara universal bagi semua situasi manajerial. Ilmu manajemen dapat diterapkan bagi semua bentuk organisasi, seperti perusahaan, pemerintah, pendidikan, sosial, politik, keagamaan, dan lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, seseorang mempelajari manajemen diharapkan memiliki pengetahuan dasar manajemen dan dapat menerapkannya pada situasi yang ada, dan mampu fleksibel terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa seorang yang mempelajari ilmu manajemen karena harus memiliki hasrat bahwa suatu saat akan mampu memahami dan menyelesaikan  persoalan dan tanggung jawab manajerial dalam organisasi secara baik.

Pengertian Manajemen

Istilah manajemen mengacu pada kata “to manage” yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola. Unsur-unsurnya adalah :

  1. What  : Apa yang diatur yaitu man,money, methods, material, machines and market (6M)
  2. Why    : Mengapa harus diatur, agar 6M itu lebih ber-daya guna, berhasil una,terintegrasi dan terkoordinasi  dalam mencapai tujuan yang optimal.
  3. Who    : Siapa yang mengatur yaitu siapa yang memimpin yang punya wewenang untuk mengatur 6M.
  4. How   : Bagaimana mengatur yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen berdasarkan   model  manajemen yang dianut dan diterapkan dalam organisasi yang bersangkutan misalnya , PIE, POAC, P1P2P3, ARIME, atau  ARIMES.
  5. Where : Dimana diatur yaitu di lembaga atau organisasi

Seperti yang terjadi pada banyak bidang studi lainnya yang menyangkut human, maka manajemen tergolong yang sulit didefinisikan. Beberapa referensi yang penulis peroleh untuk memaparkan definisi manajemen dari para pakar manajemen adalah sebagai berikut:

  1. Mary Parker Follett,  Manajemen merupakan seni dalam mencapai tujuan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan.
  2. Lawrence A. Appley, Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
  3. James A.F. StonerManajemen merupakan proses dari perencanaan, organisasi, kepemimpinan dan terakhir adalah pengawasan terhadap usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan semua sumber-sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
  4. R. Terry Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan atau kegiatan dalam perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
  5. Ordway Tead Disadur oleh Drs. HE. Rosyidi dalam buku “Organisasi dan Management  “ mendefinisikan manajemen adalah proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukkan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
  6. Luther Gulick  Manajemen menjadi suatu bidang pengetahuan (ilmu), kiat dan profesi yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.
  7. Robert L.Kats Manajemen merupakan suatu profesi yang menuntut persyaratan tertentu. Seorang manajer harus memiliki tiga keahlian atau kemampuan hakiki, yaitu kompetensi secara konseptual, sosial (hubungan manusiawi), dan teknikal. Kemampuan konsep adalah kemampuan untuk berpikir dan menggagas situasi-situasi abstrak, untuk melihat organisasi sebagai suatu kesamaan dan hubungan di antara sub-sub unit, dan untuk menggambarkan bagaimana organisasi dapat masuk dalam suatu lingkungan. Kemampuan ini dimiliki oleh manajemen puncak. Kemampuan sosial (manusiawi) adalah kemampuan untuk bekerja dengan baik bersama orang lain, baik secara individual maupun dalam suatu kelompok. Kemampuan ini dimiliki oleh manajemen menengah.
  8. Horold Koontz dan Cyril O’donnel Manajemen merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dilakukan melalui kegiatan orang lain. . Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian.
  9. Dr. SP. Siagian Dalam buku “Filsafat Administrasi” Management dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain.
  10. Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman Dalam buku “Kerangka Pokok-Pokok Management” diartikan sebagai  kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas,  proses, yakni kegiatan dalam rentetan urutan-urutan, insitut/orang-orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan.

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat ditarik suatu pengertian yang lebih jelas, bahwa manajemen mempunyai pengertian sebagai berikut: yaitu manajemen sebagai seni (kiat), manajemen sebagai sebuah proses, manajemen sebagai ilmu, dan manajemen sebagai sebuah profesi.

Mengartikan manajemen sebagai sebuah seni/kiat sebagaimana diungkapkan oleh Follet (dalam Fattah,1999:1), karena untuk mencapai sasaran dalam manajemen, maka dengan melalui cara-cara mengatur orang lain dalam menjalankan tugas (the art of getting things done through people). Hal ini mengindikasikan bahwa dibutuhkan suatu pengetahuan dan keterampilan khusus untuk melakukannya, sehingga perlu dikembangkan melalui pelatihan manajemen.. Hal yang serupa juga dikatakan oleh Henry M. Botinger (Fattah,1999:3), manajemen sebagai suatu seni/kiat membutuhkan tiga unsur, yaitu: pandangan, pengetahuan teknis, dan komunikasi. Meskipun banyak aspek dari manajemen yang telah menjadi ilmiah, namum masih banyak terdapat unsur-unsur manajemen yang tetap merupakan kiat tersendiri bagi seorang manajer, misalnya hal yang menyangkut perilaku hubungan antar manusia atau kemampuan interpersonal.

Manajemen sebagai suatu proses adalah cara sistematis melakukan pekerjaan bagi seorang manajer dengan tidak memperdulikan kecakapan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Sedangkan manajemen dapat juga diartikan sebagai ilmu, karena manajemen itu merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang – orang bekerja sama.. Sedangkan manajemen dipandang sebagai profesi karena seorang manajer profesional harus memiliki kompetensi sebagai dasar keahlian khusus, diakui dan dihargai, memiliki kode etik, serta berkomitmen dan berdedikasi dalam menekuni bidang pekerjaannya.

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat ditarik suatu pengertian yang lebih jelas, yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam memahami ilmu manajemen, yaitu:

“Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti  perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau pengawasan, yang dilakukan  untuk menentukan  dan mencapai tujuan secara efesien dan efektif (berdaya guna dan berhasil guna).”

Definisi Manajemen tersebut secara spesifik terdapat unsur dari proses kegiatan dan sasaran dengan penjelasan sebagai berikut :

  1. Perencanaan, adalah proses memikirkan sesuatu apa yang sekiranya dapat dikerjakan dengan sumber-sumber yang dimilikinya. Kegiatan Perencanaan ini dilakukan adalah untuk menentukan tujuan secara keseluruhan apa yang ingin dicapai perusahaan dan menentukan strategi atau cara yang terbaik untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Perencanaan  dilakukan untuk mengkaji atau menganalisa seperti apa kekuatan yang dimiliki perusahaan dan juga untuk melihat kelemahan-kelemahan perusahaan, setelah itu menentukan kesempatan yang sekiranya akan diambil  setelah mempertimbangkan ancaman yang mungkin timbul, selanjutnya menetapkan stategi yang akan digunakan, menetapkan kebijakan serta metode yang akan dipakai. Pengetahuan secara ilmiah digunakan dalam proses pemikiran perencanaan mulai diantaranya logika, metode dan proses pengambilan keputusan.
  2. Pengorganisasian, yaitu  proses mengatur atau mengkoordinasikan berbagai sumber-sumber daya (resources) yang dimiliki meliputi manusia, modal, tempat, kondisi maupun waktu. Pengorganisasian merupakan tahap untuk  menentukan fungsi masing-masing, hubungan dengan lainnya, dan struktur yang tepat. Fungsi disini dapat diartikan sebagai tugas-tugas yang terbagi dalam bentuk garis yaitu garis staf dan garis fungsional. Bentuk hubungan meliputi tanggung jawab serta  wewenang  ari fungsi masing-masing. Sedangkan struktur bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan bisa bentuk vertikal atau horizontal.
  3. Pengarahan, adalah merupakan proses dalam memberikan tuntunan atau arahan atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan berdasarkan prosedur kerja. Tujuannya agar karyawan dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan cara yang paling baik, serta adapat menciptakan iklim kerja yang kondusif  bagi terlaksananya aktivitas yang telah ditetapkan.
  4. Pengawasan, diartikan sebagai tindakan melihat dan mengamati serta memperbaiki apakah ukuran kinerja telah dilakukan sesuai dengan  tujuan organisasi. Dengan proses pengawasan diharapkan akan mampu menjamin keberadaan atau keberlangsungan organisasi dalam mencapai tujuannya serta keefektifan manajemen juga akan dapat terukur.
  5. Efesiensi, merupakan cara melakukan segala sesuatu secara tepat sasaran sehingga tidak terjadi pemborosan dari sumber-sumber yang digunakan kegiatan tersebut biasanya kegiatan ini berkaitan dengan inpu dan output (masukan dan keluaran)
  6. Efektivitas, Artinya dalam melakukan aktivitas atau kegiatan tepat pada sasaran yang telah ditentukan sehingga akan lebih memudahkan mencapai tujuan organisasi yang lebih besar.

Model Manajemen

Teori manajemen banyak ragamnya, demikian pula fungsi-fungsinya, dari yang sangat sederhana sampai yang kompleks. Beberapa contoh model manajemen yang digunakan dalam suatu organisasi beserta penjabaran fungsinya adalah sebagai berikut:

  1. Model PIE (Planning, Implementation & Evaluation). Model termasuk yang paling sederhana, karena hanya meliputi 3 fungsi saja yaitu fungsi perencanaan, implementasi dan evaluasi sumber daya agar mencapai tujuan yang ditetapkan.
  2. Model POAC (Planning, Organizing, Actuating & Controling). Perkembangan dari ilmu manajemen dimulai berdasarkan konsep yang diajukan oleh Friederich W. Taylor, yang pada masanya beliau dianggap sebagai bapaknya science management. Taylor mengatakan bahwa untuk dapat melaksanakan proses manajemen, terdapat 4 fungsi yang harus dijalankan, yaitu fungsi perencanaan (Plan), Fungsi Pengorganisasian (Organisation), Fungsi menggerakkan (Actuating), dan fungsi pengawasan (Controlling), Namun, pengertian tersebut mengalami transformasi, dimana seorang ahli bernama Henri Fayol yang mengatakan bahwa manajemen melaksanakan lima fungsi utama, yaitu merencanakan (plan) aktivitas yang akan dilakukan, kemudian mengorganisasikan (organize) untuk mencapai rencana tersebut. Langkah berikutnya mengarahkan secara langsung (direct) sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan rencana dan memimpin (leading) sumber dayanya. Akhirnya mengendalikan (control) sumber daya agar tetap beroperasi secara optimal.
  3. Model P1P2P3, dimana P1 adalah Perencanaan, P2 adalah Penggerakan dan Pelaksanaan, dan P3 terdiri dari Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian.
  4. Model ARRIF, (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi dan Forum komunikasi). Model ini digunakan oleh organisasi yang bergerak di bidang partisipasi masyarakat.
  5. Model ARRIME, ( Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi, Monitoring dan Evaluasi ). Model ini tidak jauh berbeda dengan model ARRIF, perbedaannya terletak pada fungsi Monitoring dan Evaluasi yang diletakkan terpisah.
  6. Model ARRIMES, (Analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring,  evaluasi dan sosialisasi). Ini merupakan penyempurnaan dari ARRIME yang setelah diterapkan dilokasi uji coba selama 2 tahun, ada fungsi manajemen yang harus di tambahkan, yaitu sosialisasi hasil evaluasi hasil pembangunan kesehatan di wilayah tersebut kepadalintas sektor terkait dan juga masyarakat itu sendiri.

Kesimpulannya yang dapat diambil dari pengertian manajemen diatas adalah sebuah proses melakukan suatu kegiatan dengan teknik dan metode tertentu untuk mencapai tujuan Organisasi dengan efesiensi dan efektrivitas yang tinggi serta iklim kerja yang kondusif bagi bagi tumbuh kembangnya potensi Organisasi/perusahaan.


About

View all posts by

One thought on “Pengantar Manajemen Umum

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *